Stop Rasisme Oknum Netizen Indonesia

Baru-baru ini, citra Indonesia tercoreng oleh tindakan rasisme yang dilakukan oleh sebagian kecil penggemar Timnas. Mereka menggunakan istilah merendahkan seperti "monyet" dan menyuarakan diskriminasi berdasarkan warna kulit. Bahkan, ada yang secara terang-terangan mengajak orang untuk bersikap rasis melalui platform TikTok. Ini adalah perilaku yang sangat tidak pantas, dan kita tidak boleh mengikuti contoh buruk ini. Meskipun kekalahan Timnas Indonesia atas Juna mungkin mengecewakan bagi para penggemar Garuda, itu tidak menjadi alasan untuk membenarkan tindakan rasisme, bahkan terhadap lawan. Beberapa penggemar yang terlalu emosional akibat keputusan wasit yang dianggap tidak adil terhadap Timnas, malah mengekspresikan kekesalannya dengan komentar rasis di media sosial, termasuk menulis kata "Black" (hitam) dan menggunakan emoji yang merendahkan. Ini adalah contoh nyata dari tindakan rasisme yang dilakukan oleh sebagian kecil orang di Indonesia, yang sayangnya mencuri perhatian akun resmi Timnas Juna yang menyoroti masalah ini melalui sebuah tweet.

Mereka menyatakan bahwa mereka menerima banjir komentar rasisme dari penggemar Indonesia yang memaksa mereka untuk menonaktifkan kolom komentar di akun Instagram mereka. Rasisme mengambil lebih banyak ruang dalam sepak bola, yang seharusnya menjadi olahraga yang menyatukan kita. Kita tidak akan berhenti melawannya. Tidak ada tempat bagi rasisme. Pap Pak, apa yang dip rasisme Pak? Iya, ini kita marah ya terhadap netizen-netizen yang melakukan tindakan rasis. Setelah kemarin pertandingan antara Indonesia dengan gini, akun sepakbola ini diserang oleh netizen-netizen dengan kalimat-kalimat rasis. Dan kita harus melawan rasisme. Itu adalah tindakan orang-orang yang mencintai tweet dari akun resmi federasi. Jena ini pun mendapatkan dukungan dari negara lain. Contohnya, federasi Mali dalam tweet balasannya. Mereka tak segan untuk mendukung Jena dan menyebut orang-orang rasis itu sebagai orang yang bodoh. Kekuatan untuk kalian, saudara-saudara. Kami akan selalu lebih kuat dari orang-orang bodoh ini. Melihat aksi beberapa oknum penggemar kita yang rasis. Sebenarnya, ada lebih banyak penggemar Indonesia yang tidak rasis, dan itu membuat banyak penggemar kita mulai mencoba memperbaiki keadaan ini melalui akun X atau Instagram. Banyak komentar mulai gantian menyerang orang-orang kita yang rasis.

Selain Letoy, berapa banyak yang membuatmu marah dengan sikap rasis? Apa pendapatmu tentang kecurangan Rivy yang ditulis oleh salah satu akun rasis, yang kemudian direspons oleh komentar-komentar dari penggemar Indonesia? Mereka mengatakan bahwa orang itu malu-malu dan dasar FOMO membuat malu. Jika baru saja menjadi pendukung, jangan pura-pura tahu lebih dari yang sebenarnya. Yang jauh lebih menyedihkan dari kegagalan Indonesia U23 di Olimpiade adalah perilaku primitif dan rasis dari netizen Indonesia. Opini tidak populer, sepak bola Indonesia tidak berkembang bukan karena pejabat politiknya yang sering mencari perhatian, tetapi karena suporter yang sering mengeluarkan kata-kata rasis. Di Instagram banyak sekali yang seperti itu, ketika mereka dibalas dengan kata-kata rasis, malah menjawab, "Kenapa, tidak suka jika satu orang menyampaikan sepuluh komentar, tetapi satu Indonesia yang malu dan rasis kepada tim lawan dihujat?" Pemain timnas putri dan federasi dikecam. Sepak bola negara ini sudah terjerumus dalam FOMO dan rasis, sungguh tidak terduga bahwa hal ini bisa terjadi. Kami memohon maaf sebesar-besarnya atas rasisme agresif dari masyarakat kami di sini. Apa yang bisa diharapkan dari masyarakat yang memiliki IQ rendah dan sulit mengontrol emosi? Sebenarnya, jumlah orang yang tidak rasis jauh lebih banyak, tetapi lagi-lagi, karena ulah segelintir orang yang menyebarluaskan komentar rasis, Indonesia menjadi malu. Oh ya, ini bukan kali pertama tindakan rasis terjadi, bahkan cenderung sering, bahkan dalam Liga Champions yang tidak ada hubungannya dengan negara kita. Banyak penggemar kita juga tertangkap rasis, bahkan oleh media-media internasional. Yang terbaru, sosok Vini juga menjadi target rasis dari akun yang berasal dari Indonesia. Melihat banyaknya ujaran rasis yang dianggap biasa oleh sebagian orang yang tidak bertanggung jawab.

Kami percaya sudah waktunya Indonesia menegaskan penolakan terhadap tindakan rasisme. Sebagai manusia, kita harus menjaga martabat sesama, di mana setiap individu berhak dihormati tanpa memandang warna kulit, ras, agama, atau latar belakang lainnya. Kita harus berhenti menyebarkan rasisme karena itu hanya menciptakan siklus kebencian dan konflik antar kelompok. Dengan menolak rasisme, kita berupaya mengakhiri siklus tersebut dan membangun kedamaian serta harmoni. Melalui penolakan terhadap rasisme, kita berpartisipasi dalam pembangunan dunia yang lebih baik, lebih adil, dan lebih inklusif bagi semua orang. Kita tidak ingin Indonesia dikenal sebagai negara yang terlibat dalam tindakan rasisme yang merugikan dan harus dihentikan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel