Tiket Olimpiade Timnas Indonesia U23 yang Tak Mudah

Hanya tersisa satu kemenangan dari tiga kesempatan yang tersisa agar bisa melaju ke Olimpiade. Nasib Timnas Indonesia kini bergantung pada dua pertandingan penting melawan Uzbekistan dan Irak. Meskipun harus dihadapi dengan kekalahan, itu bukan hasil yang diinginkan. Dengan satu laga playoff yang tersisa, kita tidak boleh menyerah. Pemain harus bangkit meski kita tahu mereka benar-benar lelah. Bagaimana peluang Tim Garuda di babak playoff menghadapi Jinea? Apakah pemain diaspora kita semua bisa bermain dan mendapatkan izin untuk laga playoff Olimpiade? Berikut adalah rangkuman selengkapnya.

Justin Hubner terlihat sangat lelah setelah pertandingan AFC, selalu ada yang menarik dari cerita-cerita yang dibuat para pemain usai pertandingan melalui Instagram Stories. Biasanya para pemain akan mengekspresikan apa yang mereka rasakan. Namun, kali ini cerita Justin cukup kontroversial. Ia memposting foto dirinya bersama tiga pemain lainnya, yaitu Rafa, Strike, dan Nathan, sambil menuliskan caption, "Saya memberikan semua yang saya miliki di turnamen ini, saya sudah selesai dengan sangat lelah. Ucapan terima kasih dari Justin telah diberi berbagai penafsiran oleh banyak netizen Indonesia. Beberapa menilai bahwa Justin sangat lelah karena performa pemain lain yang dinilai kurang bagus. Pada pertandingan kontra Irak, Timnas terlihat terlalu bergantung pada tiga pemain saja, yaitu Justin, Nathan, dan Ivar Chenner.

Marcelino sebenarnya bermain cukup baik, ia bergerak di lapangan dengan baik, hanya saja kurangnya dia terlihat dalam pengambilan keputusan yang terlalu individualis atau egois. Sehingga membuatnya banyak disorot oleh pemain lain. Mereka ada di lapangan, tapi kurang begitu berkontribusi. Dan itulah sebabnya Justin merasa sangat lelah. Ada juga yang bingung dengan kualitas pemain lokal yang terlihat kurang. Penempatan posisi, tanpa bola, kontrol, clearance, dan passing harusnya lebih baik. Seharusnya penambahan tiga naturalisasi agar skema serangan dapat lebih baik. Justin sendiri, usai pertandingan AFC, langsung terbang ke Jepang untuk bergabung kembali dengan timnya, Cerezo Osaka.

Jadi, ada kemungkinan bahwa ia tidak akan ikut Timnas Indonesia untuk bermain di ajang playoff antar benua untuk mendapatkan tiket Olimpiade pada tanggal 9 kontra Guinea di Prancis, atau bisa jadi ia akan terbang dalam waktu yang mepet. Kita masih belum tahu, tetapi yang kita tahu adalah bahwa ia telah terbang kembali ke Jepang. Shin Tae-yong, pelatih Timnas Indonesia, tampaknya sedang kami hadapi. Lihatlah gambar berikut ini dan lihat di sudut kanan artikel apa yang paling sering dibaca di Korea. Jawabannya adalah artikel tentang kegagalan Shin Tae-yong untuk membawa Indonesia lolos ke Olimpiade Paris. Di mana Timnas harus menang satu lagi di laga playoff menghadapi wakil Afrika, Guinea, setelah sukses mengalahkan Korea Selatan. Shin Tae-yong dan Indonesia memang jadi sorotan media-media di Korea.

Mereka tampak terkesan dengan perkembangan sepakbola Indonesia di tangan pelatih asal Korea tersebut, tapi Olimpiade bukanlah hal yang mudah, tak semua tim bisa mendapatkan tiketnya. Ini terbukti dengan gagalnya tim-tim raksasa seperti Arab, Korea, Australia, hingga Qatar untuk bisa lolos ke Olimpiade Paris. Melihat kekalahan Indonesia versus Irak di laga perebutan tempat ketiga, banyak artikel bermunculan soal kegagalan Shin Tae-yong ini. Di antaranya, artikel dari Hankyong yang menuliskan artikel dengan judul "Sutradara Shin Tae-yong yang Memimpikan Keajaiban Menuju Paris" berkata, "Saya pasti akan memanfaatkan kesempatan ini di mana." Di artikel itu dijelaskan soal pendapat Shin Tae-yong yang akan mencoba memanfaatkan kesempatan terakhirnya di babak playoff.

Selanjutnya, ada artikel dari media Eaily yang menulis judul "Shin Tae-yong Jelang Pertandingan Terakhir: Saya Akan Fokus pada Pemulihan dan Memanfaatkan Peluang." Ada juga dari Sport TV Korea yang menulis judul "Inilah Sebabnya Saya Harus Melaju ke Semifinal: Tantangan Indonesia di Bawah Asuhan Shin Tae-yong untuk Ketiga Kalinya Pindah ke Prancis Menghadapi Guinea." Dari artikel-artikel itu, jelas mereka menginformasikan soal tanggapan Shin Tae-yong usai laga dan juga apa yang harus dihadapi Timnas setelah gagal di laga kontra Irak, di mana skuad Tim Garuda bakal menghadapi lawan tangguh di babak playoff, yakni Guinea dari Afrika.

Tentu ini tidak akan mudah, Guinea adalah tim kuat Afrika yang 20 pemainnya tersebar di kompetisi Eropa seperti Prancis, Spanyol, Jerman, dan negara-negara lainnya. Shin Tae-yong sendiri mengatakan, "Saya hanya akan fokus pada pemulihan selama 2 hingga 3 hari ke depan. Saya akan mencoba memanfaatkan peluang yang tersisa sebanyak mungkin untuk membantu tim kami lolos ke Olimpiade," ujar Shin Tae-yong, sumber Eily Blueprint PSSI. Prestasi Timnas Indonesia U-23 di Piala Asia kali ini sebenarnya sudah melebihi harapan awal kita. Awalnya kita hanya berharap untuk lolos dari fase grup, namun mereka berhasil melampaui itu. Izinkan saya untuk sedikit mengulas target PSSI yang tertuang dalam blueprint hingga tahun 2045, seperti yang dilaporkan oleh CNN.

Terdapat beberapa tahap yang ingin kita capai. Pertama, lolos ke Piala Dunia U17 pada tahun 2031, kemudian lolos ke Piala Dunia U20 pada tahun 2033, dilanjutkan dengan lolos ke Olimpiade 2036, dan selanjutnya lolos ke Piala Dunia 2038 serta meraih peringkat ke-45 dalam peringkat FIFA pada tahun 2045. Jadi, meskipun kita mungkin gagal ikut Olimpiade tahun ini di Paris, kita tidak perlu khawatir karena masih ada waktu untuk mencapai target tersebut. Yang terpenting saat ini adalah semua pemain bisa bangkit dan mempersiapkan Timnas Indonesia sebaik mungkin menghadapi laga melawan Junia dengan beban yang ringan.

Kita juga harus berhati-hati agar tidak memberikan tekanan terlalu besar pada para pemain muda. Pertandingan antara Indonesia dan Junia akan menjadi sangat sengit karena kedua tim akan berusaha keras untuk memperebutkan tiket terakhir ke Olimpiade 2024. Junia belum pernah lolos ke Olimpiade sebelumnya, sehingga mereka akan berjuang habis-habisan untuk meraih kesempatan itu. Sementara itu, meskipun Timnas Indonesia pernah bermain di Olimpiade 68 tahun yang lalu, kita ingin mengukir sejarah baru dengan tampil secara optimal di kejuaraan tersebut.

Kami berharap pemain-pemain kunci seperti Nathan, Ivar, Rafa, dan Justin tetap dapat berada di skuad timnas, mengingat peran penting mereka di lapangan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel